Pada 26 Desember 2004, gempa 9,1 skala Richter mengguncang Samudera
Hindia, di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia. Lindu memicu tsunami
dahsyat yang menyapu area pantai di sejumlah negara, lebih dari 230 ribu
orang tewas, jutaan lainnya kehilangan tempat bernaung.
Salah satu kota paling terdampak adalah Lhoknga, dekat Banda Aceh. Kota
ini nyaris rata dengan tanah, namun keajaiban terjadi, sebuah bangunan
masjid berdiri tegah di tengah kehancuran. Sejumlah orang yakin, kuasa
Illahi menyelamatkan Masjid Rahmatullah tersebut.
Kejaiban itu juga tertangkap satelit Badan Antariksa Amerika Serikat
(NASA). Foto Lhoknga dari angkasa luar menunjukkan fitur melingkar
berwarna putih. Itu adalah sebuah masjid yang selamat dan berdiri kokoh
di tengah segala kehancuran.
2. Gerbang Brandenburg
Gerbang Brandenburg adalah landmark Jerman. Tenar di masa Perang Dingin
sebagai simbol menyedihkan. Berada di antara Jerman Barat dan Jerman
Timur dan menjadi bagian dari Tembok Berlin.
Berlokasi di Pariser Platz, gerbang itu adalah satu-satunya bangunan
yang masih tegak pasca bombardir Sekutu pada 1945, meski dalam kondisi
rusak parah akibat berondongan peluru dan ledakan di dekatnya.
Ketika Revolusi 1989 terjadi dan Tembok Berlin runtuh, Gerbang
Brandenburg menggambarkan kebebasan dan keinginan menyatukan Kota
Berlin.
Tanggal 22 Desember 1989, Gerbang Brandenburg dibuka kembali. Kanselir
Jerman Barat saat itu, Helmut Kohl, berjalan melaluinya dan disambut
oleh Hans Modrow, Perdana Menteri Jerman Timur.
Dua tahun sebelumnya, pada 12 Juni 1987, Presiden AS Ronald Reagan
berbicara kepada warga Berlin Barat di Gerbang Brandenburg, menuntut
pembukaan Tembok Berlin. Kata-katanya ditujukan pada pemimpin Uni
Soviet, Mikhail Gorbachev.
"Sekretaris Jenderal Gorbachev, bila Anda mencari perdamaian, bila Anda
mencari kemakmuran Uni Soviet dan Eropa Timur, bila Anda mencari
kebebasan: Datanglah ke gerbang ini! Tuan Gorbachev, bukalah gerbang
ini! Tn. Gorbachev, runtuhkan tembok ini!"
Setelah reunifikasi yang menyatukan Jerman, gerbang tersebut direnovasi besar-besaran pada tahun 2000.
3. Gerbang Kuil Sanno
Kuil Sanno berada di lokasi 800 meter tenggara pusat ledakan bom atom
yang meluluhlantakkan Kota Nagasaki, Jepang. Tempat ibadah itu kini
tinggal berdiri separuhnya. Terkenal dengan 'Torii' -pintu gerbang kuil-
atau bangunan di kuil Shinto yang merupakan pembatas antara kawasan
tempat tinggal manusia dengan kawasan suci.
Torri-nya yang hanya tinggal separuh adalah akibat dari ledakan bom atom
pada 9 Agustus 1945. Salah satu kaki gerbang runtuh, namun yang satunya
masih tegak berdiri meski terpuntir 30 derajat dari pondasinya.
"Satu kaki gerbang itu terenggut oleh percobaan perang nuklir pertama
dalam sejarah manusia. Diam-diam ia menunjuk pada kegelisahan manusia
dan kegelisahan yang dirasakan planet rapuh ini atas ancaman bencana
nuklir.
Dua pohon yang masih berdiri di Kuil Sanno juga menjadi saksi hidup
kehancuran dan kebangkitan Nagasaki. Dua pohon kamper (Cinnamomum
camphora) hangus, terbakar, seluruh daunnya rontok akibat gelombang
kejut bom atom. Meski demikian, tumbuhan itu selamat.
Salah satu pohon dijadikan monumen hidup pada 15 Februari 1969.
Ajaibnya, bagian mati dari pokok itu ditutupi oleh akar baru yang tumbuh
kemudian.
4. Pohon Pinus 'Ajaib'
Saat gempa bumi dan tsunami dahsyat menerjang Jepang pada 11 Maret 2011,
seluruh isi hutan di Prefektur Iwate tersapu air bah. Dari 70 ribu
pepohonan yang ada di sana, hanya satu yang tersisa, sebuah pohon pinus
setinggi 80 meter yang saat ini diberi nama 'Miracle Pine'.
Pohon itu bertahan hidup 18 bulan setelah bencana, sebelum akhirnya
takluk pada kondisi alam yang tak lagi bersahabat, akibat tanah yang
terlalu asin karena menyerap air laut yang dibawa tsunami.
Selama masa hidupnya yang mencapai 173 tahun, pohon itu selamat dari 3
tsunami besar, 1896, 1933, dan 2011. Setelah pinus itu mati, ia ditebang
dan diawetkan.
Pohon itu 'dihidupkan' lagi sebagai monumen, 2 tahun setelah bencana.
Batangnya diperkuat dengan batubara, sementara cabang bagian atas dan
dedaunannya diganti replika dari plastik.
"Bagi mereka yang menderita dan kehilangan akibat bencana, pinus ajaib
itu memberi kan kekuatan dan harapan untuk meneruskan hidup," kata
Walikota Rikuzentakata, Futoshi Toba.
5. Kubah Bom Atom
Kubah Bom Atom di Hiroshima adalah simbol kehancuran, sekaligus simbol
perdamaian. Bangunan yang dirancang arsitek Ceko pada tahun 1915,
awalnya digunakan sebagai ajang pameran industri atau Hiroshima
Prefectural Industrial Promotion Hall.
Gedung yang berlokasi 160 meter dari pusat ledakan bom atom mengalami
kerusakan hebat, namun tak sepenuhnya hancur. Menjadi satu-satunya
struktur tersisa di dekat titik jatuhnya si 'Little Boy'.
Kubah itu sempat menjadi subjek kontroversi, sejumlah penduduk lokal
menginginkannya dirubuhkan, lainnya menuntut tetap dilestarikan sebagai
pengingat kejadian bom atom sekaligus simbol perdamaian.
Akhirnya, saat rekonstruksi Hiroshima dimulai, gedung yang tinggal
rangkanya itu tetap dipertahankan dan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO
pada tahun 1996.
Bomber bom atom Hiroshima terakhir yang bertahan hidup, Theodore Van
Kirk tutup usia akhir Juli 2014 lalu. Saat diwawancara pada tahun 2005,
Van Kirk mengatakan, berdasarkan pengalamannya selama Perang Dunia II,
perang apalagi penggunaan bom atom sama sekali tak menyelesaikan
masalah. Ia ingin senjata semacam itu dimusnahkan.
6. Pagoda yang Selamat dari 46 Gempa
Sejak pagoda di Kuil Horyu-Ji dibangun pada tahun 607 Masehi, 46 kali
Jepang diguncang gempa dengan kekuatan 7 skala Richter atau lebih.
Pagoda lima lantai itu berdiri di lokasi Sai-in, menjulang dengan
ketinggian 32,45 meter, dengan luasan 20 x 20 meter. Merupakan salah
satu bangunan kayu paling tua dalam sejarah.
Kayu yang digunakan sebagai pilar utama dianalisis ditebang pada tahun
594 Masehi. Pertanyaannya, bagaimana bisa pagoda itu tak menyerah oleh
getaran dan guncangan? Semua berkat teknologi.
Teknologi pagoda bertingkat sampai di Jepang selama Abad ke-6, seiring penyebaran agama Buddha dari China.
Di Tiongkok, pagoda biasanya dibangun dengan batu. Namun,
mempertimbangkan ketidakstabilan seismik Jepang dan curah hujan tahunan
yang lebih tinggi, pembangunannya dimodifikasi dalam tiga cara:
penggunaan atap lebar dan berat, lantai yang tak menyambung, dan
shinbashira (tiang penyangga utama) yang meredam guncangan.
Pilar utama pagoda berada 3 meter di bawah permukaan tanah, di bawah permukaan fondasi dari batu besar yang membentang di tanah.
7. Menara Pisa
Selesai dibangun pada 1372, Menara Miring Pisa (Torre pendente di Pisa) adalah salah satu bangunan paling dikenal di muka Bumi.
Menara tersebut terletak di belakang katedral dan merupakan bangunan ketiga Campo dei Miracoli (lapangan pelangi) di Kota Pisa.
Menara Pisa sebenarnya dibuat agar berdiri secara vertikal seperti
menara lonceng pada umumnya, namun mulai miring tak lama setelah
pembangunannya dimulai pada Agustus 1173.
Selama Perang Dunia II, Kota Pisa di bawah kendali Jerman, menara
tersebut digunakan sebagai pos observasi. Karena itulah bangunan itu
nyaris dibom dan dihancurkan pasukan Sekutu.
Berkat Sersan Leon Weckstein, yang ditugaskan untuk mengobservasi menara
tersebut, memutuskan untuk menyelamatkannya. Ia terkesima dengan
keindahannya.
Padahal perintah untuk tentara yang saat itu baru berumur 23 tahun itu
gamblang. "Jika kau melihat sesuatu mencurigakan, jangan tunggu apapun,
minta tembakan dilancarkan," demikian seperti dikutip dari The Guardian.
Sebelum tembakan sempat dilakukan untuk meruntuhkan menara itu, Jerman
melakukan serangan udara, ia dan rekannya diminta kembali ke markas.
Para pejabat keamanan Sekutu menargetkan serangan berbeda, Menara Pisa
selamat.
Namun, apakah saat itu pasukan Jerman berada di menara itu, belum
diketahui, namun Weckstein berpendapat, "Kau tahu? Aku sudah memikirkan
selama 50 tahun, dan aku yakin mereka ada di sana."
8. Patung Yesus di Tengah Topan Haiyan
Saat Topan Haiyan menerjang Filipina 13 bulan lalu, ia memporak
porandakan segala sesuatu yang dilewati. Rumah-rumah roboh, orang-orang
panik berlarian ke segala arah dan tak semua selamat, ada yang tinggal
nyawa bergeletakan di jalanan atau tersangkut di pepohonan.
Di tengah kekacauan itu, ada yang selamat tetap berdiri dan merentangkan tangannya: sebuah patung Yesus Kristus.
Patung itu selamat dari terjangan badai di Kota Tanauan. Membuatnya
menjadi simbol harapan bagi mereka yang kala itu berjuang untuk selamat
dari trauma akibat bencana yang menewaskan lebih dari 6.000 orang.
9. Salib yang Lolos dari Kebakaran
Pada November 2014, salib kayu buatan manusia dan patung Bunda Maria
selamat dalam sebuah kebakaran hebat yang melanda Holy Cross Catholic
Church di San Jose, California, sebuah gereja bersejarah berusia 108
tahun.
Sekitar 100 pemadam berjibaku memadamkan api. Petugas dan jemaat
terkesima menyaksikan salib kayu yang lolos dari api. Sejumlah orang
yakin, itu adalah pertanda bahwa gereja harus dibangun kembali.
10. Menara Air Chicago
Menara air Chicago dibangun pada 1869 menggunakan batu kapur. Arsitek
yang merancangnya, William W. Boyington sengaja meniru bangunan kastil
di Eropa.
Menara air itu dan stasiun pemompa air di dekatnya adalah 2 bangunan
publik yang tersisa di pusat kota Chicago, dari kebakaran hebat 'Great
Chicago Fire of 1871' yang nyaris menghanguskan seluruh kota.
Sejak saat itu, menara air itu menjadi ikon kesayangan kota, yang menjadi simbol daya tahan Chicago.
Bangunan tersebut menghadapi sejumlah ancaman penghancuran beberapa
kali, pada tahun 1906, 1918, dan 1948, namun berkali-kali publik
menyelamatkannya. Menara air direstorasi besar-besaran pada 1962.